JAKARTA, INDONESIABUANGET.com -
Atik Fatika (33) mengaku beruntung bisa menempati salah satu unit Blok D
rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur.
Meski demikian, bukan berarti Atik tak memiliki keluhan terkait rusunawa
ini.
"Saya di sini sudah jalan empat bulan sejak pindah April lalu.
Tapi, saluran airnya masih aja bocor. Kaya hujan, ngucur deres," beber
Atik memulai cerita kepada kompas.com, Rabu (26/8/2015).
Keluhan tersebut bukan tak beralasan. Menurut Atik, kebocoran saluran pembuangan di wastafel tersebut bukan berasal dari pipanya. Melainkan dari sela penghubung pipa pembuangan wastafel dari lantai atas ke wastafel penghuni tepat di lantai bawahnya. Tembok yang lembab bekas rembesan air pun ikut memicu jamur dan lumut untuk tumbuh di sana.
Wanita asal Indramayu itu mengaku bosan mengadukan keluhan serupa kepada pihak pengelola. Pasalnya, tidal ada realisasi untuk mengatasi persoalaan tersebut.
"Lihat aja, sudah berlumut. Sudah bosen minta supaya diperbaiki, sampe sekarang ngga ada yang datang," sesalnya.
Hal serupa dialami salah satu warga lantai dua Blok D, Gatot (47). Bahkan, Gatot terpaksa mengalami permasalahan tersebut secara manual. Pantauan kompas.com, kebocoran akibat rembesan air dialami di bagian kamar mandi, dapur hingga kamar tidurnya.
"Kasihan istri saya, mau masak ngga bisa, kecipratan air mulu," bebernya.
Warga rusunawa menduga, kebocoran disebabkan kurang rapatnya jarak antara ubin. Selain itu, seusai direkatkan dengan semen, setiap ubin tidak dilapisi semen halus.
"Setiap ubin di seluruh lantai, kalau saya perhatikan, tidak ada yang dilapisi semen halus. Termasuk, ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Jadi, wajar aja kalau air ngerembes," timpal Waristo (35), penghuni Blok D unit 307.
Untuk diketahui, warga hunian di lima blok di Rusunawa Cibesel bebas iuran selama enam bulan pertama. Setelah itu, warga dikenakan iuran yang telah ditetapkan berdasarkan lantai huniannya. Untuk lantai satu sebesar Rp 234 ribu per bulan, lantai dua Rp 212 ribu, lantai tiga Rp 192 ribu, lantai empat Rp 173 ribu, dan lantai lima Rp 156 ribu.
"Kalau sekarang masih gratis, sampai enam bulan. Mungkin karena itu (masih gratis), jadi ngga direspon kalau ada warga yang lapor," pungkas Waristo.
Rusunawa Cibesel, khususnya Blok D dan E, akan diperuntukkan bagi warga relokasi Bukit Duri, Jakarta Selatan. Saat ini, hunian ini dihuni sekitar 8.000 jiwa.
Keluhan tersebut bukan tak beralasan. Menurut Atik, kebocoran saluran pembuangan di wastafel tersebut bukan berasal dari pipanya. Melainkan dari sela penghubung pipa pembuangan wastafel dari lantai atas ke wastafel penghuni tepat di lantai bawahnya. Tembok yang lembab bekas rembesan air pun ikut memicu jamur dan lumut untuk tumbuh di sana.
Wanita asal Indramayu itu mengaku bosan mengadukan keluhan serupa kepada pihak pengelola. Pasalnya, tidal ada realisasi untuk mengatasi persoalaan tersebut.
"Lihat aja, sudah berlumut. Sudah bosen minta supaya diperbaiki, sampe sekarang ngga ada yang datang," sesalnya.
Hal serupa dialami salah satu warga lantai dua Blok D, Gatot (47). Bahkan, Gatot terpaksa mengalami permasalahan tersebut secara manual. Pantauan kompas.com, kebocoran akibat rembesan air dialami di bagian kamar mandi, dapur hingga kamar tidurnya.
"Kasihan istri saya, mau masak ngga bisa, kecipratan air mulu," bebernya.
Warga rusunawa menduga, kebocoran disebabkan kurang rapatnya jarak antara ubin. Selain itu, seusai direkatkan dengan semen, setiap ubin tidak dilapisi semen halus.
"Setiap ubin di seluruh lantai, kalau saya perhatikan, tidak ada yang dilapisi semen halus. Termasuk, ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Jadi, wajar aja kalau air ngerembes," timpal Waristo (35), penghuni Blok D unit 307.
Untuk diketahui, warga hunian di lima blok di Rusunawa Cibesel bebas iuran selama enam bulan pertama. Setelah itu, warga dikenakan iuran yang telah ditetapkan berdasarkan lantai huniannya. Untuk lantai satu sebesar Rp 234 ribu per bulan, lantai dua Rp 212 ribu, lantai tiga Rp 192 ribu, lantai empat Rp 173 ribu, dan lantai lima Rp 156 ribu.
"Kalau sekarang masih gratis, sampai enam bulan. Mungkin karena itu (masih gratis), jadi ngga direspon kalau ada warga yang lapor," pungkas Waristo.
Rusunawa Cibesel, khususnya Blok D dan E, akan diperuntukkan bagi warga relokasi Bukit Duri, Jakarta Selatan. Saat ini, hunian ini dihuni sekitar 8.000 jiwa.